Max Verstappen tampil begitu dominan di Formula 1 GP Austria 2023 akhir pekan lalu, membuat para rival tak berdaya. Juara bertahan itu melaju kencang tanpa mampu dihentikan siapapun.
Selama tiga hari di Red Bull Ring, mulai dari Jumat (30/6) hingga Minggu (2/7), Verstappen selalu menjadi yang terdepan. Hari pertama, usai menjadi yang tercepat di sesi latihan, ia meraih pole di kualifikasi.
Pebalap Red Bull Racing itu juga menempati urutan pertama saat penentuan posisi grid untuk sprint race, dan dilanjutkan dengan memenangkan sprint race untuk menutup hari kedua. Belum cukup di situ, ia kembali menggila di hari Minggu.
Baca juga: F1 GP Austria 2023: Verstappen Menang Usai Asapi Leclerc |
Selain memenangkan balapan utama, ia juga meraih poin tambahan untuk fastest lap. Untuk yang terakhir, ia sampai masuk pit untuk mengganti ban menjadi soft demi mendapat kecepatan maksimal. Ia bisa melakukannya karena sudah tak terkejar.
Charles Leclerc, yang finis kedua di belakang Verstappen, tak bisa berbuat apa-apa saat mobilnya disalip sang rival. Ia sempat memimpin balapan selama beberapa lap, namun pelan-pelan dikejar dan tak mampu bertahan.
“Saya tahu itu hanya soal waktu (sebelum akhirnya disalip). Max punya ban yang lebih segar. Mereka (Red Bull) juga lebih cepat sekalipun kami punya ban yang sama, jadi saya memang tak menekan sekuat tenaga,” ujar Leclerc, dikutip BBC.
Baca juga: Max Verstappen Menangkan Sprint Race F1 GP Austria 2023 |
“Saya tahu betapa krus…
Read moreMenpora Dito Ariotedjo mengapresiasi langkah PBSI membentuk tim Pokja untuk Olimpiade Paris 2024. Langkah ini patut didukung karena badminton masih menjadi andalan untuk multievent terbesar sejagat raya tersebut.
Ya, meskipun bulutangkis menjadi salah satu cabang olahraga yang gagal menyumbangkan medali di Asian Games 2023. Cabang olahraga tepok bulu itu tetap menjadi harapan Indonesia untuk menyumbangkan medali di Paris 2024.
Sejauh ini, tercatat hanya ada tiga cabang olahraga yang langganan menyumbang medali Olimpiade bagi Indonesia. Selain bulutangkis, ada angkat besi, dan panahan.
Baca juga: Menpora Dito: Bulutangkis Gagal di Asian Games 2023 karena… |
“Pastinya (masih jadi andalan di Olimpiade). Makanya kemarin kami sempat komunikasi juga. Alhamdullilah juga mungkin bisa dibaca, PBSI merilis 16 evaluasi. Pada poin ke-16 yang terakhir saya melihat bahwa PBSI langsung membuat tim Pokja khusus olimpiade yang dipimpin oleh Pak Sekjen (Fadil Imran),” kata Dito kepada pewarta seusai menghadiri Festival Pemuda Indonesia di Kantor Kemenpora, pada Sabtu (14/10/2023) sore.
“Ini mungkin langkah cepat yang harus diapresiasi juga kepada PBSI dalam rangka mempersiapkan Olimpiade. Karena badminton memang selalu menjadi andalan kita di Olimpiade,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala bidang Pembinaan PBSI Rionny Mainaky menyebut tim Pokja dibentuk dalam usaha meraih kesuksesan di Olimpiade Paris 2024. Tim Pokja PBSI itu melibatkan Fadil Imran sebagai pemimpin, juga dokter, profesor, sports science…
Read morePutri Kusuma Wardani minta maaf usai gagal menyumbangkan poin bagi tim Indonesia di laga pamungkas fase Grup B Piala Sudirman 2023. Ia mengaku sudah berusaha maksimal dengan bermain tiga gim.
Putri sejatinya menjadi harapan tim bulutangkis Indonesia untuk bisa mengembalikan keadaan usai Merah-Putih tertinggal dari Thailand 0-2 di babak penyisihan grup B kejuaraan beregu campuran.
Sayangnya, Putri juga kandas saat melawan Pornpawee Chochuwong di partai ketiga. Setelah memenangkan gim pertama 21-15, Putri harus mengakui keunggulan Pornpawee pada dua gim berikutnya 14-21, 17-21.
Baca juga: Piala Sudirman 2023: Putri KW Kalah, Thailand Ungguli Indonesia 3-0 |
Putri menyesalkan hasil yang diperolehnya. Padahal, ia sudah menyiapkan diri sebaik mungkin.
“Saya awalnya, sebenarnya biasa saja dan tidak ada rasa tegang. Padahal saat itu Indonesia tertinggal 0-2 dari Thailand. Saya malah bisa main enak, sempat unggul 9-0 dan akhirnya bisa menang di gim pertama,” kata Putri dalam keterangan tertulisnya.
“Di gim kedua, lawan mengubah strategi. Saya yang kurang siap mengantisipasinya. Lawan meningkatkan tempo permainan.”
“Saat gim ketiga, saya sebenarnya bisa unggul terus hingga poin 16. Seharusnya saya bisa main lebih tenang. Sayang, saya malah buru-buru ingin segera mematikan dan kurang tenang. Ingin terus menyerang, padahal lawan malah lebih enak kalau diserang. Saya banyak mati sendiri. Saya juga jadi panik dan tegang,” ujarnya.
Baca juga: Jonatan Christie Akui Salah Strategi |